11 Film Luar Negeri yang Mengambil Setting Tempat di Indonesia

Walaupun terkenal dengan kekerasan, kerusuhan sampai dengan koruptor-nya, namun tidak sedikit sutradara dari luar negeri membuat film dengan berlatar belakang daerah di Indonesia. Dengan dijadikannya beberapa daerah di Tanah Air sebagai latar belakang sebuah film, secara tidak langsung akan dapat membuat Indonesia lebih dikenal oleh dunia luar, walaupun kebanyakan dari film-film tersebut masuk dalam kategori actions.
Nah, jika penasaran apa saja film dengan sutradara dari luar negeri yang mengambil setting latar di Indonesia? Berikut daftarnya.

1. Broken Silence (1996)

Film garapan Wolfgang Panzer yang berjudul Broken Silence ini bercerita tentang seorang biarawan bernama Fried Adelphi yang telah menghabiskan sebagian waktunya untuk mengabdi di biara di Swiss. Setelah janji pengabdiannya berakhir, dia ingin melakukan perjalanan ke mana saja yang selama ini tidak pernah dia kunjungi atau lihat.
Sayangnya, ketika berada di Delhi, India, Adelphi kecopetan dan tidak memiliki uang sepeser pun. Gundah dan bingung karena hal itu, datanglah bantuan dari seorang drummer bernama Ashaela. Mereka berdua menjelajahi banyak tempat di India sampai dengan berakhir di Indonesia.


2. Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid (2004)

Film satu ini sudah sangat sering diputar berulang-ulang di TV swasta Tanah Air. Dalam film garapan sutradara Dwight H Little ini menceritakan perjalanan beberapa orang di sebuah pulau yang bernama Borneo (Kalimantan) untuk mencari bunga paling langka di dunia, “blood orchid.”
Ada beberapa scene yang memperlihatkan kesibukan di daerah pelabuhan di Indonesia dengan beberapa action dan penanda bahwa memang pengambilan gambarnya ada di Tanah Air. Setelah mengarungi sungai dan rerimbunan hutan, serangan ular raksasa yang dinamakan anaconda tidak dapat dihindari. Kelompok tersebut harus berjuang untuk melawan ular-ular yang menyerangnya


3. The Fall (2006)

The Fall adalah film yang disutradarai oleh Tarsem Singh dan dirilis pada tahun 2006 silam. Film yang menceritakan tentang percintaan dan aksi balas dendam ini mengambil lokasi syuting di daerah Ubud dan kawasan Gunung Kawi, Bali.

4. Amphibious (2010)

Mungkin Anda tidak begitu mengetahui film berjudul Amphibious yang dirilis pada tahun 2010 lalu ini. Namun film yang sutradara utamanya mengajak salah seorang sineas terkenal Indonesia, Brian Yuzna tersebut juga mengambil setting tempat di sebuah daerah di Sumatra.
Film ini bercerita tentang sebuah penelitian biologi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengambil sampel tubuh makhluk purba dari kedalaman laut Sumatera Utara. Setelah diteliti dan berhasil dikembangkan, ternyata makhluk tersebut membunuh banyak orang dengan cara yang misterius.


5. Eat, Pray, Love (2010)

Film yang dibintangi oleh salah seorang aktris terkenal Hollywood, Julia Roberts, ini merupakan film yang didasari dari sebuah novel karya Elizabeth Gilbert. Dalam film tersebut menceritakan bahwa ada seorang wanita yang mencapai kesuksesan dalam karirnya. Bahkan memiliki suami yang kaya raya.
Namun dia ternyata tidak menyukai keadaan itu. Dia menceraikan suaminya dan berhenti berkarir. Kemudian dia memutuskan untuk melakukan perjalanan seorang diri untuk melihat begitu luasnya dunia, termasuk Bali.

6. Alex Cross (2012)

Film ini bercerita tentang sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh seorang detektif bernama Alex Cross terhadap kasus pembunuhan seorang wanita oleh pengawalnya sendiri. Tidak hanya sebagai detektif saja, dia juga seorang psikolog dan forensik. Walaupun dikatakan bahwa Alex Cross melakukan penyelidikan di Detroit, Amerika Serikat, namun sebenarnya, film ini mengambil tempat syuting di Nusa Lembongan dan Karangasem.


7. The Savages (2012)

Seperti halnya Eat Pray Love, film berjudul The Savages ini juga didasari dari sebuah novel berjudul sama. Dalam film ini ada 2 bintang terkenal dari Hollywood, yaitu Salma Hayek dan John Travolta. Dalam film besutan Oliver Stone ini menceritakan tentang dua orang pria yang tinggal bersama dengan satu wanita.
Keduanya adalah pedagang marijuana yang melawan dominasi kartel dari Meksiko dan menyebabkan wanita yang bersama mereka diculik. Mereka harus beraksi untuk menyelamatkan wanita itu. Waktu pembuatan film ini tergolong singkat, yaitu hanya membutuhkan 6 hari saja dan dilakukan di Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat.

8. Dead Mine (2013)

Tidak hanya mengambil setting tempat di Indonesia, tepatnya di daerah Batam, film yang disutradari oleh Stephen Sheil ini juga dibintangi oleh beberapa aktor dari Tanah Air, yaitu Joe Taslim, Ario Bayu dan Mario Lewis. Film yang bercerita tentang aksi petualangan ini ternyata mendapatkan apresiasi yang positif dari beberapa negara yang dijadikan tempat pemutarannya.


9. Java Heat (2013)

Jika The Philosophers atau After the Dark mengambil latar Candi Prambanan, film berjudul Java Heat ini mengambil tempat di Magelang dan Yogyakarta, serta menampilkan keindahan Candi Borobudur di beberapa scene-nya. Produser film satu ini memang sengaja ingin memperkenalkan budaya Amerika Serikat dan Indonesia dalam satu film.
Ada banyak adegan kejar-kejaran, perkelahian dan tembak menembak diperlihatkan dalam film ini. Film ini menceritakan tentang pencurian dan pembunuhan di daerah Kesultanan oleh kawanan sindikat yang salah satunya meledakkan diri di tempat itu saat ada acara di dalam keraton.


10. After the Dark (2013)

Film ini mengambil background tempat seperti di daerah Prambanan di Jawa Tengah, Bromo di Jawa Timur dan Belitung. Film ini menceritakan tentang sebuah sekolah internasional yang berada di Jakarta dan berisikan beberapa orang siswa yang harus terisolasi dari dunia luar. Mereka sedang bergejolak dan dilanda bencana, di dalam sebuah bunker.
Film yang awalnya berjudul The Philosophers dan berganti menjadi After the Dark ini adalah film yang disutradarai oleh John Huddles dan salah satu aktrisnya adalah berasal dari Indonesia, yaitu Cinta Laura. Film satu ini pertama dirilis pada saat dihelat Neuchatel International Fantastic Film Festival pada 7 Juli 2013 lalu, yang kemudian diteruskan penayangannya di Fantasy Filmfest pada tanggal 21 Agustus 2013. Setelah itu, film satu ini ditayangkan di Amerika Serikat pada tanggal 7 Februari 2014 dan kemudian baru diputar secara perdana di Indonesia.

11. Blackhat (2015)

Film yang bertemakan hacker dan peretasan ini juga mengambil setting pengambilan gambar di Jakarta. Tepatnya di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa, Tanah Abang, Apotek Melawai dan Lapangan Banteng.
Dalam film ini diceritakan bahwa ada sebuah kasus peretasan berat yang dilakukan oleh seorang hacker jenius. Film ini juga dibintangi oleh aktor terkenal Hollywood yang menjadi Thor dalam film “The Avengers,” yaitu Chris Hemsworth.
Selain itu, masih ada banyak lagi sutradara luar negeri yang mengambil tempat syuting atau juga mengambil tema Indonesia dalam filmnya. Seperti The Perfect Wave (2014), The Year of Living dangerously (1982) sampai dengan The Condemned (2007).


sumber : kaskus.co.id

0 Response to "11 Film Luar Negeri yang Mengambil Setting Tempat di Indonesia"

Post a Comment