Ada Tempat Bersalju Juga Lho Di Indonesia!





Sebagai sebuah negara tropis, Indonesia hanya punya dua musim. Kedua musim tersebut adalah musim penghujan dan musim kemarau, yang sekarang sih sepertinya momennya nggak bisa ditebak ya. Jadi, tak heran kalau banyak yang beranggapan bahwa di Indonesia itu tidak ada tempat yang diselimuti oleh salju.

Tapi, anggapan tersebut 100 persen salah lho. Ada ternyata tempat di Indonesia, bahkan sudah sangat terkenal baik di tingkat nasional ataupun internasional, yang juga mempunyai salju. Tempat tersebut tak lain dan tak bukan adalah Pegunungan Barisan Sudirman Jayawijaya dengan puncaknya yang dikenal dengan nama CARTENZ

Gunung yang satu ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia. Ketinggiannya, jauh melebihi ketinggian Gunung Semeru yang dikenal sebagai gunung tertinggi di tanah Jawa. Kalau Semeru mempunyai ketinggian 3368 meter, Puncak Jayawijaya berada di ketinggian 4.884 meter.
Tak hanya menjadi puncak tertinggi di Indonesia. Puncak Jayawijaya ini juga menjadi tempat yang sangat terkenal di dunia internasional. Bagaimana tidak, Puncak Jayawijaya ini merupakan salah satu dari 7 puncak dunia atau yang banyak disebut dengan istilah WOrld Seven Summits. 

World Seven Summits tersebut kalau diurutkan berdasarkan ketinggiannya adalah Everest (8.848 m di Asia), Aconcagua (6.962 m di Amerika Selatan), McKinley ( 6.194 m di Amerika Utara), Kilimanjaro (5.892 m di Afrika), Elbrus (5.642 m di Eropa), Vinson Massif ( 4.982 m di Antartika), Puncak Jaya (4.884 m di Oseania) dan yang terakhir adalah Kosciuszko (2.228 m di Australia). 

Nah, meski berada di Indonesia yang notabene mempunyai iklim tropis, suasana di Puncak Jayawijaya tentu jauh berbeda. Di sana, para pendaki akan menemukan tempat di mana lokasi salju abadi berada. Meski banyak yang mengatakan kalau salju di Puncak Jayawijaya adalah salju abadi, pada kenyataannya tidak seperti itu. Alasan utamanya sih, karena adanya global warming yang menyebabkan salju abadi di Puncak Jayawijaya mengalami pencairan.





Sayangnya, meski berada di Indonesia, ternyata pendakian yang dilakukan di tempat ini tak begitu diminati oleh masyarakat Indonesia sendiri. Seorang anggota senior Wandari, Galih Donikara mengatakan kalau permasalahan utama yang dihadapi pada saat mendaki Puncak Jayawijaya bukanlah medannya, melainkan rumitnya perizinan yang harus dilalui. 

Bagaimana tidak, dia mengungkapkan kalau untuk mendaki gunung ini, diperlukan berbagai izin, termasuk dari Menpora, Kapolri, Freeport Indonesia ataupun Federasi Panjat Tebing Indonesia (FTPI). Belum lagi, pada saat berada di Papua, terdapat izin lain lagi yang harus diurus. Baik dari Bakorstranasda, Kapolda, rekomendasi EPO serta izin PTFI. Tak ketinggalan, juga harus melakukan koordinasi dengan Emergency Response Group (ERG) untuk keamanan saat pendakian. 

Dengan kondisi seperti itu, tak heran kalau banyak pendaki lokal yang enggan melakukan pendakian ke Puncak Jayawijaya. Padahal, setiap tahunnya, terdapat sekitar 200 bahkan hingga 300 pendaki luar negeri yang melakukan pendakian ke Puncak Jayawijaya. Sementara para pendaki lokal jumlahnya hanya mencapai angka puluhan. 

Namun untuk mendaki Puncak Jayawijaya, tentunya tak bisa dilakukan oleh semua pendaki. Lebih khususnya pendaki pemula. Pendakian di Puncak Jayawijaya hanya dikhususkan bagi mereka yang sudah berpengalaman. Dan momen yang biasa cukup ramai oleh para pendaki yang ingin naik ke Puncak Jayawijaya adalah pada saat 17 Agustus

Terdapat tiga rute yang biasa digunakan oleh para pendaki pada saat naik ke Puncak Jayawijaya. Tiga rute tersebut adalah Rute Harrer, East Ridge dan rute ketiga disebut dengan nama rute American Direct. Masing-masing rute pun mempunyai tingkat kesulitannya tersendiri. Dan, seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, meski salah satu dari tiga rute tersebut ada yang termudah, tetap saja yang dibutuhkan adalah skill seorang pendaki yang sudah berpengalaman.

Tak hanya butuh keahlian khusus dan pengalaman tinggi. Pendakian ke Puncak Jayawijaya ini juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Sebuah perusahaan yang menyediakan jasa untuk melakukan pendakian ke Puncak Jayawijaya mengenakan biaya sebesar 10 ribu hingga 11 ribu USD untuk turis mancanegara. Sedangkan kalau untuk para pendaki lokal, biayanya berkisar di angka 30 juta rupiah.

Meski diliputi dengan berbagai kesulitan, namun pada akhirnya, seorang pendaki bakal bisa memperoleh kepuasan yang sangat tinggi setelah berhasil menaklukkan puncak tertinggi di Indonesia ini. Seorang pendaki yang pernah merasakan pengalaman mendaki ke Puncak Jayawijaya bernama Sofyan Arief Fesa mengatakan kalau jalur pendakian di gunugn ini sangat sulit. Tak hanya butuh keahlian hiking, tapi juga rock climbing. 




Permasalahan cuaca juga harus siap dihadapi oleh mereka yang ingin menikmati suasana salju abadi di puncak tersebut. Sofyan mengatakan kalau pada pengalamannya mendaki ke Puncak Jayawijaya tersebut selalu diliputi dengan cuaca buruk dan badai. Matahari pun hanya muncul 30 menit dalam sehari. Jadi, bisa dibayangkan dong untuk orang Indonesia yang notabene biasa dihujani dengan cahaya matahari sepanjang hari.

Namun terlepas dari segala kesulitan yang dihadapi, Sofyan mengatakan kalau dirinya sangat puas dengan pencapaiannya tersebut. Bahkan tak menutup kemungkinan kalau dirinya ingin kembali mencoba untuk mendaki puncak tersebut.

0 Response to "Ada Tempat Bersalju Juga Lho Di Indonesia!"

Post a Comment